REPORTASE NUSANTARAGuru besar ke-204 Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Prof Dr Ir Sri Rachmania Juliastuti MEng, mengembangkan teknologi untuk mengubah limbah organik dan anorganik menjadi energi baru terbarukan.

Dalam orasi ilmiah pengukuhan profesornya, yang membahas pengolahan limbah, Prof Juli, mengemukakan bahwa inovasi dalam pengelolaan limbah tidak hanya bertujuan untuk mengurangi jumlah limbah, tetapi juga untuk meningkatkan nilai produk dan manfaatnya, selaras dengan tujuan ke-12 Sustainable Development Goals (SDGs), yaitu Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab.

Dosen Departemen Teknik Kimia ITS ini menjelaskan tentang teknologi microbial fuel cell (MFC) yang ia gunakan untuk mengolah limbah organik.

“MFC memanfaatkan bahan organik dan bakteri elektrogenesis untuk menghasilkan energi biolistrik,” beber istri Ir Indranata Yudianto Meng ini.

Menurutnya, MFC bekerja dengan cara mengkonversi kandungan substrat organik menjadi energi listrik melalui produksi elektron.

“Bakteri elektrogenesis berfungsi untuk memecah bahan organik menjadi elektron,” jelasnya, menjelaskan lebih lanjut mengenai proses konversi energi ini.

Sumber bahan organik yang digunakan dalam MFC antara lain limbah makanan, limbah perikanan, limbah kotoran, limbah molasses, dan jenis limbah lainnya.

Baca Juga:  Kemenkumham Raih Dua Penghargaan Pelayanan Publik dari Kemenpan RB

Dalam penelitiannya, Juli memanfaatkan mikroba kultur elektrogenesis seperti Shewanella oneidensis-MR1 yang ditemukan di lumpur Sidoarjo.

Selain kandungan mikroba elektrogenesis, Juli juga mengidentifikasi potensi lumpur Sidoarjo sebagai sumber limbah anorganik.

Dalam risetnya, ditemukan kandungan Logam Tanah Jarang (LTJ) yang berpotensi untuk produksi perangkat elektronik.

“Kami fokus pada ekstraksi LTJ yang sangat berpotensi dan dapat digunakan sebagai bahan baku,” ungkapnya.

Dengan penelitian ini, Juli berencana mengoptimalkan teknologi MFC dengan konfigurasi sistem stacked seri kontinyu, untuk menghasilkan energi listrik yang lebih besar dan stabil.

Dengan demikian, energi yang dihasilkan bisa dimanfaatkan sebagai sumber energi alternatif bagi masyarakat.

Lebih lanjut, perempuan kelahiran Surabaya ini mengungkapkan rencana penggunaan energi biolistrik dari MFC sebagai sumber energi di daerah pedesaan.

“Kami berharap, energi listrik yang dihasilkan dapat memenuhi kebutuhan energi di daerah 3T (Tertinggal, Terdepan, dan Terluar) di Indonesia,” ujar Juli optimis.

Penelitian ini merupakan kontribusi Prof Juli sebagai guru besar ITS untuk mengatasi masalah lingkungan, dengan harapan teknologi ini dapat berkembang lebih jauh dan memberikan manfaat yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia.

Baca Juga:  Hadiri Puncak Hari Guru Nasional 2024, Presiden Prabowo: 2025 Anggaran Kesejahteraan Guru Naik

“Semoga teknologi ini semakin berkembang dan bisa dimanfaatkan oleh masyarakat,” tuturnya.(*)